PCIM Malaysia - Persyarikatan Muhammadiyah

PCIM Malaysia
.: Home > Artikel

Homepage

Keutamaan Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
10 Juni 2016 21:31 WIB
Dibaca: 3325
Penulis : Sonny Zulhuda

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN DI BULAN RAMADHAN

(Teks ini disampaikan pada khutbah Jumat di Aula Hasanuddin, Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat, 10 Juni 2016/5 Ramadhan 1437 H)

 

Assalamu’alaikum Wrt Wbt,

Alhamdulillah nahmaduhu wanasta’iinuhu wa nastahdih wa nastaghfiruh. Wana’uudzu billahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina. Man yahdihillah falaa mudhilla lah, waman yadhlul fala hadiaya lah. Asyhadu An laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rasulullah. Allahumma sholli wa sallim ala nabiyyina Muhammad..

 

Q.S. Albaqarah 183-185

 

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Tidak terasa saat ini kita sudah menginjakkan kaki pada hari kelima di bulan suci Ramadhan. Bulan istimewa yang kita tunggu selama sebelas bulan lampau. Bulan yang kita rindu bagai kekasih yang terpisah ruang dan waktu, dan bulan yang kita damba dalam munajat dan doa. Dalam doa-doa kita, selalu kita sisipkan munajat ‘Ya Allah, berilah kami kesempatan untuk menghirup udara Ramadan dan mengerjakan ibadah kepada-Mu sebanyak-banyaknya.’ Apalagi ketika melihat kiri kanan banyak saudara, teman, kolega kerja dan handai taulan yang mulai dipanggil Allah satu per satu, kita mulai gelisah apakah masih ada umur menikmati jamuan Allah di bulan Ramadan nanti, sehingga kita berjanji, jika sampai umurku di bulan Ramadan, maka akan aku manfaatkan waktuku sebesar-besarnya untuk ibadahku kepada Allah.’

 

Khatib ingin mengajak jamaah untuk introspeksi. Apa yang sudah kita lakukan selama lima hari di Bulan Ramadan? Apakah amal ibadah kita sudah sejalan dengan janji kita kepada Allah? Apakah perbuatan kita mencerminkan orang yang bersyukur karena dipanjangkan umur untuk menikmati jamuan Allah? Apakah sudah kita gunakan waktu-waktu lena kita untuk sholat sunnah, membaca Al-Quran, dan menambah pundi-pundi amal investasi akhirat kita?

 

Karena bulan Ramadhan adalah bulan spesial dan bulan diskon. Setiap perbuatan baik mendapat ganjaran yang jauh lebih besar karena kita berpuasa dalam menjalankannya. Bukan hanya solat dan mengajinya orang berpuasa yang mendapat pahala, hatta tidurnya dan gerak hatinya menahan hawa nafsu dari kekejian yang dilihat, cukup untuk menjadikan Allah bangga kepada kita dan diperlihatkan kepada para malaikat. Seakan-akan Allah ingin menunjukkan kepada para malaikat: ‘Lihatlah hamba-Ku, mereka menahan laparnya untukku.’ Oleh itulah puasa digambarkan oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW sebagai ibadah yang didedikasikan bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk Allah. Abu Hurairah R.A. meriwayatkan sebuah hadits qudsi yang berbunyi: “Kull 'amal ibn Adam lahu illa al-siyam fa innahu li wa Ana ajzi bihi.” (Muttafaqun alaih). “Setiap amalan anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk aku (Allah) dan akulah yang langsung membalasnya.” (riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim).

 

Dalam riwayat lain Rasulullah mengabarkan berita gembira tentang bulan diskon ini dalam sebuah hadits qudsi: “Semua amal (soleh yang dikerjakan) manusia dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan diberi ganjaran sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali puasa (ganjarannya tidak terbatas), karena sesungguhnya puasa itu (khusus) untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran (kebaikan) baginya.” (riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

 

Hadirin jamaah Jumat sekalian,

Dalam bulan Ramadhan ini, ada banyak paket ibadah Ramadhan yang diperintahkan dan dianjurkan, yaitu :

1.   Shaum (puasa) Ramadhan

2.   Qiyâm Ramadhân (shalat Tarawih)

3.   Tilâwah (membaca dan meng-hayati) al-Qur`an

4.   Ifthâr Shâimîn (memberi makan berbuka)

5.   Taktsir as Shadaqât wal Infâq (memperbanyak shadaqah dan infaq)

6.   Al-I`tikâf fil `Asyril Awâkhir (I`tikaf 10 hari terakhir)

7.   Taharri Lailatil Qadar (mengintip lailaitul qadar dengan memperbanyak ketaatan dan ibadah)

8.   Umrah fî Ramadhân (Umrah di bulan ramaadhan)

9.   Zakatul Fithri (Mengeluarkan Zakat Fitrah)

 

Paket pertama dan terakhir merupakan paket wajib, yang harus dikerjakan setiap mukmin, tanpa kecuali. Sementara paket-paket yang lain adalah paket-paket pilihan yang semakin banyak dan maksimal paket-paket tersebut dipilih seorang mukmin, semakin potensial insya Allah meraih puncak hikmah shiyam, meraih derajat taqwa, la`allakum tattaquun. Namun dalam kesempatan khutbah yang singkat ini, khatib ingin menekankan salahsatu dari paket ibadah Ramadhan diatas, yaitu tilawah Al-qur’an.

 

Hadirun shoimun rohimakumullah

Kehidupan ini ibarat peralatan teknologi, yang untuk menjalankannya diperlukan sebuah panduan dan manual penggunaan. Kendaraan, televisi, komputer, telepon genggam, GPS atau apa saja, memerlukan selalu dijual bersama-sama buku panduan pengenalan dan penggunaannya. Sebagiannya termasuk buku panduan menagani masalah (trouble-shooting), namun jarang yang menyertakan panduan teknis untuk memperbaiki kerusakan tertentu, karena dalam hal itu kita harus kembali ke pembuat atau ahlinya.

 

Begitu juga kehidupan kita yang jauh lebih rumit dari sekedar menjalankan kendaraan atau mengoperasikan computer. Dalam kehidupan kita, permasalahan datang silih berganti. Masalah keluarga, masalah dengan teman kerja, masalah denga rekan bisnis tidak henti mengantri dalam kehidupan kita. Masalah keuangan, kesehatan, masalah mental dan psikologis, masalah dalam berkomunikasi bahkan masalah dalam mencari ketenangan jiwa kita rasakan satu persatu. Kadang belum selesai satu permasalahan, sudah datang permasalahan yang baru. Inilah dunia dengan segala permasalahannya. Maka dimanakah manual kehidupan ini? Dimanakah buku panduan menjalani kehidupan ini? Tidak lain dan tidak bukan, ialah Al-qur’an. Al-quran yang dulu dijadikan saksi dan mahar pernikahan, Al-qur’an yang dijadikan kelengkapan sumpah jabatan, Al-qur’an yang menjadi penghias ruang tamu dan rak buku di rumah kita. Sudahkah kita gunakan semestinya?

 

Ada tingkatan orang dalam berinteraksi dengan Al-qur’an. Yang pertama, adalah membaca Al-qur’an. Setelah membaca, ia menghayati dan mempelajari makna Al-qur’an. Lalu ia mencoba menghapal Al-qur’an. Dan setelah itu ia juga berusaha mengamalkan Al-qur’an. Apakah kita sudah berpartisipasi di dalam berbagai tingkatan aktivitas tersebut? Dimanakah kita sekarang? Sudahkan kita menjadi pembaca yang menjadikan Al-qur’an sebagai bacaan sehari-hari? Atau jangan-jangan pertanyaan yang lebih tepat adalah, ‘dimanakan Al-qur’an kita yang dulu pernah kita miliki?’

 

Jika memang begitu keadaannya, maka sebaiknya segera kita rubah kondisi itu di bulan Ramadan ini. Karena Rasulullah sudah memberikan amaran, bahwa orang yang di dalam dirinya tida ada sedikitpun ayat Al-quran (maksudnya tidak pernah membacanya), maka ia bagaikan sebuah rumah yang rusak.

“Innalladzi laisa fi jaufihi syai’un minal qur’ani kal bayti khorib”

 

Juga, Rasulullah mewanti-wanti kita agar jangan biarkan kediaman kita seperti pekuburan dikarenakan tidak dibacakan Al-qur’an. Dan dalam hadith yang lain yang diriwayatkan olehImam Muslim dari Abu Hurairah R.A., jika suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah dan membaca Al-qur’an serta mempelajarinya secara bersama-sama, niscaya turun ketenangan (sakinah) kepada mereka. Mereka dilingkupi oleh rahmat Allah, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah sebut tentang mereka kepada makhluk-makhluk-Nya yang ada disisi-Nya seperti malaikat.

“Wa ma ijtama’a qaumun fi baitin min buyuti-llahi yatluna kitaba-llahi wa yatadarasuunahu bainahum illa anzalat ‘alaihim as-sakinata wa ghasyiyyathum ar-rahmata wa khaffathum al-malaikata wa zakarahumu-llahu bi man ‘indahu”

(Tidaklah kamu yang berkumpul di rumah diantara rumah-rumah Allah dengan membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara kecuali Allah turunkan kepada mereka suatu ketenangan, Allah mengguyur rahmat, malaikat mengepung mereka untuk didoakan kebaikan, dan Allah mengingat mereka dibanding orang yang berada disampingnya. H.R. Muslim dari Abi Hurairah

 

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah

Dalam kesempatan emas di bulan Ramadhan ini, mari kita dekatkan diri kita untuk berbaik-baik dan berasyik masyuk dengan Al-qur’an. Mulailah dengan membacanya. Karena sekedar membacanya saja diniatkan untuk beribadah akan mendapat limpahan ganjaran dari Allah Swt. Sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam dalam sebuah hadits qudsi :

“Man qoro-a harfan min kitabii, falahu hasanatun. Wal hasanatu bi’asyri amtsaaliha. Laa aquuluu Alif Laam Miim harfun, walaakin Alifun harfun, wa laamun harfun wa miimun harfun.”

Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabKu (Al-Qur’an) maka baginya kebaikan. Dan setiap kebaikan itu akan dilipatgandakan dengan 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Laam Miim itu satu huruf. Akan tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf ..”

 

Dari hadits di atas dapatlah diketahui bahwasannya Allah Swt menjanjikan akan memberikan balasan kebaikan kepada para pembaca Al-Qur’an. Bahkan setiap kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Itu berlaku di bulan biasa. Maka di bulan Ramadhan ganjarannya akan semakin berlipat ganda.

 

Hadirin jamaah Jumat rohimakumullah,

Mari kita azamkan dalam hati kita, agar kita kembali kepada Al-qur’an. Jika masih kelu lidah ini membacanya, jangan ulur waktu untuk mencari teman, kenalan atau siapa saja untuk datang mengajarkannya kepada kita. Tidak ada kata terlambat, selagi hayat masih di kandung badan. Toleh kanan kiri banyak yang siap berbagi waktu dan ilmunya kepada kita untuk belajar Al-qur’an baik itu dalam berbagai majelis ilmu ataupun secara privat.

 

Bagi yang sudah mampu membaca Al-qur’an, upgrade-lah diri kita ke jenjang interaksi berikutnya, yaitu membaca artinya, menelaah hukum-hakamnya dan mempelajari segala bimbingan dan tuntunan Al-quran. Sekali-kali elok juga jika kita menambah hapalan Al-qur’an kita, baik surat-surat pendeknya, maupun potongan-potongan ayat tertentu. Syukur-syukur kalau kita menjadi imam solat bagi keluarga dan teman-teman kita, dapatlah kita baca ayat-ayat selain surat Qulhu, Annas atau Al-falaq yang sudah menjadi bacaan sehari-hari.

 

Al-qur’an adalah mukjizat, tidak hanya untuk Nabi Muhammad Saw, tapi juga untuk kita rasakan sampai ke akhir zaman. Interaksi dengan Al-quran akan membaca perubahan dan sakinah dalam diri dan lingkungan kita. Bayangkan jika sebelum bekerja, kita baca minimal satu halam Al-quran dalam perjalanan ataupun ketika baru mulai masuk kantor sebelum bekerja, niscaya sakinah itu akan terasa dan terpatri dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Dengan membaca Al-qur’an, pekerjaan menunggu tidak lagi sia-sia, malah menjadi investasi waktu yang menguntungkan. Waktu yang kita miliki ketika menantikan pelayanan masyarakat di kantor-kantor pelayanan akan menjadi berharga karena tidak terbuang jika setiap detiknya kita lalui dengan membaca Al-qur’an, dibandingkan dengan sekedar obrolan kosong dan canda gurau yang menyesatkan. Teknologi telepon pintar yang membolehkan kita menyimpan mushaf Al-qur’an dalam bentuk digital harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena dengan begitu, kita akan menyimpan keberkahan dalam alat komunikasi kita yang canggih itu. Sehingga dapat menguatkan komunikasi dan pencarian ilmu melalui internet telepon.

 

Hadirin rohimakumullah,

Terkait dengan kecintaan kita kepada Al-qur’an, ketahuilah bahwa pekerjaan yang lebih besar ke depannya bagi kita semua adalah mempersiapkan generasi qur’an. Ini adalah tanggungjawab kolektif, bukan hanya pribadi dan keluarga saja, tapi juga kita secara bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa puluh tahun ke depan, masyarakat kita akan dipimpin oleh generasi yang saat ini masih kecil, masih mengaji alif ba ta, masih nonton tivi dan masih mencium tangan kita sebelum berangkat ke sekolah. Mari kita siapkan mereka sebagai generasi yang berbobot, generasi yang mengimbangkan ilmu dan amal, yang berprestasi dunia dan ahirat, yang mengembalikan kejayaan ummat di muka bumi ini. Modul dan kurikulum utamanya, tak lain dan tak bukan, adalah Al-qur’an. Maka menjadi kewajiban kita untuk sejak dini mendekatkan anak-anak kita dengan Al-qur’an. Mari kita kompensasikan kekurangan didikan qur’an yang kita dapat kepada didikan al-qur’an anak-anak kita, agar mereka siap menjadi pembaca, pelajar, penghapal dan pengamal Al-qur’an.

 

Dari Buraidah R.A. ia berkata: Rasulullah Shallahu ‘alahi wassalam bersabda:

“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al- Qur’an”. (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad-Darimi dalam Sunannya (3257).

 

Baarakallahu lii wa lakum fil qur’aani kariim. Wa astaghfirullah al-azhiim lii wa lakum bima fiihi minal ayaati wa adz-zikril hakim. Wa nafa’a minnii wa minkum tilawatahu innahu huwas samiiul aliim

Ibadallah, usiikum wa iyyaya bitaqwallah, faqod faazal muttaquun. Fadzkurullah al-Aziim yadzkurkum, was’aluu min fadhlihi yu’tikum, waladsikrullahi akbar, wallahu ya’lamu ma tasna’uun..

 

(Sonny Zulhuda, KL 10 Juni 2016)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Khutbah Jumat

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website