PCIM Malaysia - Persyarikatan Muhammadiyah

PCIM Malaysia
.: Home > Artikel

Homepage

Khutbah Arafah dan Tantangan Pemikiran

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
02 November 2011 14:56 WIB
Dibaca: 2227
Penulis : M. Arifin Ismail, Ketua PCIM Malaysia

“ Pada hari ini telah Kusem­purnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Kuridhai menjadi agama bagi kalian (QS AI-Ma’idah [5]: 3).


Pada tanggal 8 Dzulhijjah ( juga disebut dengan Hari Tarwiyah) pada tahun ke 10 Hijrah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pergi ke Mina dalam proses melaksanakan ibadah haji yang pertama dan terakhir , sebab Rasululah hanya berhaji sekali sahaja. Di Mina rasul beliau melaksanakan shalat zuhur, asar dengan cara jamak qashar demikian juga dalam melaksanakan shalat magrib dan  isya, dan beliau juga melakukan shalat subuh di sana. Setelah itu beliau menanti beberapa saat sehingga matahari terbit, barulah beliau  melanjutkan perjalanan dari Mina menuju Arafah. Rasululah tiba di Arafah pada 9 Dzulhijjah  sebelum waktu Dzuhur.  Setelah masuk waktu Dzuhur, beliau melakukan shalat Dzuhur dan Ashar dengan jama’ taqdim.

Setelah matahari tergelincir, seusai shalat Dzuhur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta agar Al-Qashwa’, unta beliau, didatangkan. Beliau kemudian menungganginya hingga tiba di tengah Padang Arafah. Pada waktu itu  telah berkumpul sekitar 124.000 atau 144.000 kaum Muslim. Beliau kemudian berdiri di hadapan mereka me­nyampaikan khutbah haji yang merupakan pesan dan wasiat terakhir beliau yang lebih dikenal dengan sebutan khutbatul wada’ yang berarti Khutbah perpisahan. Adapun isi khutbah beliau adalah sebagai berikut :

Wahai manusia! Dengarkanlah nasihatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi berjumpa dengan kamu semua di tempat ini. Tahukah kamu semua, hari apakah ini? (Beliau menjawab sendiri) Inilah Hari Arafah. Tahukah kamu bulan apakah ini? Inilah bulan suci. Tahukah kalian tempat apakah ini? Inilah tempat yang suci. Karena itu, aku permaklumkan kepada kalian semua bahwa darah dan nyawa kalian, harta kekayaan kalian dan setiap individu mempunyai kehormatan diri yang setiap indvidu  haram untuk menumpahkan darah yang lain, menganggu kehormatan diri dan harta kekayaan yang lain, sampai kalian nanti bertemu dengan Tuhanmu di hari kemudian kelak. Semua harus kalian sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana sucinya bulan ini, dan sebagaimana sucinya kota ini. Hendaklah berita ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kamu sekalian!

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Sejak hari ini  dihapuskan segala macam bentuk riba. Barang siapa yang memegang amanah di tangannya, maka hendaklah segera menyampaikan  kepada yang empunya. Dan, sesungguhnya sistem riba jahiliah adalah batil. Dan awal riba yang pertama sekali aku batalkan  adalah riba yang dilakukan oleh pamanku sendiri, Al-’Abbas bin’Abdul-Muththalib.

Demikian juga pada hari ini haruslah semua bentuk pembalasan dendam atas pembunuhan jahiliah telah dibatalkan demikian juga segala bentuk penuntutan darah cara jahiliah. Penuntutan darah yang pertama kali kuhapuskan adalah tuntutan darah terhadap ‘Amir bin Al-Harits.

Wahai manusia! Hari ini setan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini. Tetapi, ia bangga jika kamu dapat menaatinya walau dalam perkara yang kelihatannya kecil sekalipun. Karena itu, waspadalah kalian atasnya! Wahai manusia! Sesungguhnya zaman itu terus beredar sejak Allah menjadikan langit dan bumi.

Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita (istri kalian) itu ada hak-hak yang harus kalian penuhi, dan bagi kalian juga ada hak-hak yang harus dipenuhi istri itu. Yaitu, mereka tidak boleh sekali-kali membawa orang lain ke tempat tidur selain kalian sendiri, dan mereka tak boleh membawa orang lain yang tidak kalian sukai ke rumah kalian, kecuali setelah mendapat izin dari kalian terlebih dahulu. Karena itu, sekiranya kaum wanita itu melanggar ketentuan-ketentuan demikian, sesungguhnya Allah telah mengizinkan kalian untuk meninggalkan mereka, dan kalian boleh memukul dengan pukulan ringan terhadap diri mereka yang berdosa itu.Tetapi,jika mereka berhenti dan tunduk kepada kalian, menjadi kewajiban kalianlah untuk memberi nafkah dan pakaian mereka dengan sebaik-baiknya. Ingatlah, kaum hawa adalah makhluk yang lemah di samping kalian. Mereka tidak berkuasa. Kalian telah membawa mereka dengan suatu amanah dari Tuhan dan kalian telah halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah wasiat ini untuk bergaul baik dengan mereka.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu, yang jika kalian memeganginya erat­-erat, niscaya kalian tidak akan sesat selamanya. Yaitu: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Wahai manusia! Dengarkanlah baik-baik apa yang kuucapkan kepada kalian, niscaya kalian bahagia untuk selamanya dalam hidupmu!

Wahai manusia! Kalian hendaklah mengerti bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu, bagi tiap­-tiap pribadi di antara kalian terlarang keras mengambil harta saudaranya, kecuali dengan izin hati yang ikhlas.

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah saksikanlah!

Janganlah kalian, setelah aku meninggal nanti, kembali kepada kekafiran, yang sebagian kalian mempermainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain. Sebab, bukankah telah kutinggalkan untuk kalian pedoman yang benar, yang jika kalian mengambilnya sebagai pegangan dan lentera kehidupan kalian, tentu kalian tidak akan sesat, yakni Kitab Allah (Al ­Quran).

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan sesungguhnya kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian semua di sisi Tuhan adalah orang yang paling bertakwa. Tidak sedikit pun ada kelebihan bangsa Arab dari yang bukan Arab, kecuali dengan takwa.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Karena itu, siapa saja yang hadir di antara kalian di tempat ini berkewajiban untuk menyampaikan wasiat ini kepada mereka yang tidak hadir!

Tak lama setelah Rasulullah Saw. menyampaikan khutbah tersebut, turunlah firman Allah : “ Pada hari ini telah Kusem­purnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Kuridhai menjadi agama bagi kalian (QS AI-Ma’idah [5]: 3).

Dari khutbah diatas dapat dilihat bahwa Hari Arafah adalah hari kemanusian, hari persaudaraan dan hari keadilan umat manusia. Arafah adalah pertemuan umat islam sedunia setahun sekali, dari berbagai belahan sudut penjuru dunia, dengan berbagai warna kulit, bangsa dan budaya. Semuanya berkumpul ditempat yang satu, memakai pakaian ihram, semuanya berada dalam kedudukan yang sama tanpa mengenal pangkat, gelar dan kedudukan. Dengan khutbah diatas dapat dilihat, inilah pesan persaudaraan yang bdisampaikan kepada umat manusia, Islam adalah agama persaudaraan, bukan agama kekerasan. Umat Islam adalah umat yang menghargai darah, harta dan kehormatan manusia yang lain. Dari khutbah diatas dapat dilihat bahwa seorang muslim adalah individu yang menjaga hak-hak individu yang lain, bukan individu teroris sebagaimana yang digambarkan oleh media barat.

Demikian juga islam adalah agama yang mengakui perbedaan bangsa, suku dan budaya. Persamaan dan persaudaraan global tersebut tidak sampai kepada pengakuan semua agama sama yang dilontarkan oleh kelompok pluraisme agama. Oleh sebab itu setelah khutbah turun ayat yang menyakatan bahwa agama Islam aadalah agama sempurna. Islam mengakui perbedaan budaya dan agama (pluraritas agama ) tetapi tidak mengakui pluralism agama yang menyatakan bahwa semua agama itu adalah sama.

Demikian juga Islam adalah agama yang sangat menghargai kedudukan wanita, bukan agama yang menindas wanita sebagaimana yang dogambarkan oleh kelompok gerakan feminism. Hukum Islam adalah hukum yang menjaga kehormatan ndan harga diri wanita bukan hokum yang membatasi dan mendzalimi sifat-sifat kewanitaan. Jika terjadi beberapa mkasus dalam masyarakat itu bukanlah produk hukum Islam tetapi sikap muslim yang tidak memahami bagaimana islam menjaga wanita.

Setelah khutbah turunlah ayat  yang menjelaskan bahwa islam adalah agama sempurna, sehinga tidak memerlukan perubahan hokum sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh kelompok islam liberal. Semoga dalam menyambut hari rafah dan Idul Adha tahun ini, umat Islam dapat menghayati khutbah arafah tersebut sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan pemikiran globalisasi, hak asasi manusia, yang disebarkan oleh kelompok barat yang disuarakan oleh gerakan feminism, islam liberal dan lain sebagainya. Fa’tabiru ya ulil albab. (red:NlH)


Tags: PCIM , Cabang , Istimewa , Malaysia , Buletin , Islam , Arafah
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Buletin Jumat

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website