Pra Training Kewirausahaan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Sambangi Buruh Migran di Malaysia

Minggu, 30-06-2012
Dibaca: 1806

Kuala Lumpur, Dalam beberapa seri kunjungannya ke PCIM Malaysia, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengungkapkan sangat tertarik sekali dengan perkembangan Muhammadiyah yang ada di negeri jiran ini, khususnya setelah mereka mengetahui bahwa banyak sekali tenaga buruh migran Indonesia yang bergabung dan menjadi anggota PCIM. MPM berharap bahwa buruh migran yang nota bene adalah pahlawan devisa bagi Negara Indonesia, setelah pulang nanti dengan membawa modal yang memadahi, mereka bisa menjadi pengusaha-pengusaha yang handal dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat lainnya.

Demikian sebagaimana diungkapkan oleh Team MPM PP Muhammadiyah yang diketuai oleh Said Tuhuleley bersama rombongan: Ahmad Ma’ruf, Muhammad Nurul Yamin dan Nelly Asnifati, dalam silaturrohminya dengan tenaga buruh migran Indonesia asal Lamongan-Jawa Timur yang dimediasi oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia.

Hadir dalam kesempatan itu 60an orang dari beberapa rombongan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah dari kantong-kantong tenaga buruh migran Indonesia di Malaysia diantaranya Kampung Baru, Ampang, Sungai Way, dan Klang Lama. Mereka menyambut dengan antusias prakarsa MPM PP Muhammadiyah dan PCIM Malaysia yang ingin mengajak warga buruh migran di Malaysia untuk mengikuti training kewirausahaan bagi mereka.

Bertempat di sebuah komplek apartemen sederhana, di Klang Lama pada Jum’at malam Sabtu (29/6/2012) dalam suasana akrab, kegiatan silaturrohmi yang dikemas dengan nuansa pengajian bersama warga Muhammadiyah ini, Ketua Team Said Tuhulele, menjelaskan lebih lanjut kepada hadirin tentang missi MPM PP Muhammadiyah secara umum, diantaranya adalah: Pertama, Massivikasi pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan pada masyarakat petani, peternak, nelayan, dan kaum miskin kota serta pedesaan lainnya, termasuk juga pengembangan mikro industry dalam pengolahan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan. Kedua, Memberi perhatian serius pada advokasi kebijakan public yang tidak akomodatif terhadap kehidupan rakyat miskin yang marjinal. Ketiga, Memberi perhatian serius kepada kaum buruh, baik yang ada di dalam negeri maupun para buruh migran. Keempat, Memberi perhatian serius kepada kaum Difabel (Kurang Upaya) dengan berbagai aktifitas pemberdayaan dan memperhatikan hak-hak mereka secara khusus.

Ditambahkan oleh Said, bahwa aktifitas MPM PP Muhammadiyah ini adalah sebagian dari pengejawantahan visi pengembngan MPM 2010-2015 sebagaimana yang diputuskan oleh Muktamar Satu Abad Muhammadiyah yaitu: "Meningkatnya kapasitas, daya saing, posisi tawar, dan intensitas pemberdayaan masyarakat berbasis misi: Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) dan gerakan Al-Maa’uun, menuju kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadaban".

Dalam orasi penutupnya beliau yang mantan aktifis HMI Jogjakarta 80an mengingatkan kepada warga Muhammadiyah secara umum bahwa kita kader-kader Muhammadiyah sekarang harus menumpukan lebih banyak perhatian pada aktifitas Dakwah Islamiyah melalui pemberdayaan dan advokasi kepada masyarakat Mustad’afiin sebagaimana yang dilakukan oleh MPM selama ini, karena inilah salah satu warisan dari empat majelis yang dirintis oleh Kyai Dahlan ketika awal mula berdirinya Muhammadiyah yaitu: Majelis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), Majelis Pendidikan, Majelis Pustaka, dan Majelis Tabligh, dan MPM sebagai kelanjutan dari PKO berpendapat bahwa majelis inilah yang belum tergarap secara maksimal di masyarakat oleh Muhammadiyah dibandingkan dengan majelis-majelis yang lainnya. (Sltn).

Berita Terkait: