PCIM Malaysia - Persyarikatan Muhammadiyah

PCIM Malaysia
.: Home > Berita > Pengajian Perdana dan Pelantikan Pimpinan Ranting Istimewa 'Aisyiyah Klang Lama- Malaysia

Homepage

Pengajian Perdana dan Pelantikan Pimpinan Ranting Istimewa 'Aisyiyah Klang Lama- Malaysia

Kamis, 18-02-2016
Dibaca: 2073

Kuala Lumpur - Ahad 14/02/2016 menjadi tambahan hari bersejarah bagi warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia, karena pada hari itu Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) kedua di Malaysia dilantik secara resmi. 
 
Dalam kata sambutannya, Bapak Sonny Zulhuda, ketua PCIM Malaysia mengatakan: “Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) Klang Lama adalah PRIA yang kedua di Malaysia setelah PRIA Kampung Baru. Ini membuktikan bahwa Muhammadiyah di Malaysia tidak hanya hidup, tapi bergerak, karena Muhammadiyah bukan hanya sebuah organisasi, tapi merupakan gerakan Islam. Maka kita harus senantiasa bergerak maju, tidak statis.”
 
Menurut Pak Sonny, peran kaum ibu sangat penting dan strategis, sebab ibu adalah pendidik pertama bagi generasi penerus. Itulah sebabnya Muhammadiyah mendorong kaum ibu untuk ikut aktif.
 
Pak Sonny berharap PRIM Klang Lama yang telah dilantik awal tahun 2016 ini, dapat bekerjasama dengan PRIAnya, begitu juga PRIM-PRIM yang lain. Bahkan PRIA Kampung Baru yang telah berdiri sejak 4 tahun lalu diharapkan dapat ikut membimbing. PCIM dan PCIA Malaysia pun akan senantiasa siap membantu dan mendukung semua PRIM dan PRIA.
 
Pelantikan PRIA Klang Lama ini dipimpin oleh Ibu Mimi Fitriana, Penasihat PCIA Malaysia, mewakili Ketua PCIA Malaysia, Ibu Nita Nasyithah yang tengah berada di Jakarta. Ibu Mimi mengatakan, “Ini merupakan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) kedua di Malaysia, bahkan di dunia. Sebab PRIA baru ada di Malaysia, di negara-negara lain hanya ada setingkat Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) saja.” Adapun Surat Keputusan PCIA Malaysia tentang pelantikan dan susunan pengurus PRIA Klang Lama dibacakan oleh sekretaris PCIA, Ibu Rosmidar. 
 
Setelah pelantikan, Ketua PRIA Klang Lama terpilih, Ibu Nur Habibah menyampaikan sambutan singkat, memberi semangat kepada seluruh jajaran pengurus PRIA Klang Lama yang dilantik untuk sama-sama mengemban amanah yang diberikan kepada mereka.
 
Acara dilanjutkan dengan Pengajian Perdana PRIM-PRIA Klang Lama yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Bapak Sutrisno, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Bapak Zulfan Haidar, Kepala Sekolah International Islamic School (IIS) Malaysia yang juga wakil ketua PCIM Malaysia.
 
Mengawali uraiannya, Bapak Sutrisno memuji semangat warga Muhammadiyah di Malaysia, khususnya di daerah Klang Lama. “Getaran semangatnya sampai ke Jogja!” ujarnya disambut oleh aplaus para peserta pengajian.
 
Beliau mengingatkan semua pengurus Muhammadiyah hendaknya berdakwah karena Allah. “Kalau kita berdakwah bukan karena Allah, maka akan muncul kekecewaan demi kekecewaan, sebaliknya jika dakwah itu ikhlas karena Allah, justru Allah akan memudahkan jalannya.”
 
Firman Allah SWT Surat Ali Imran ayat 110 menjadi dasar ceramah beliau. Menurutnya, predikat sebagai “Umat terbaik” merupakan pemberian Allah SWT untuk kita, umat Islam. Masalahnya adalah, sanggupkah kita menjadi umat terbaik itu?
 
Lalu beliau menguraikan tiga syarat untuk mencapai predikat itu; “Pertama, Kita mesti melakukan amar ma’ruf. Artinya kita harus menjadi penggerak masyarakat untuk melakukan kebaikan. Kedua, pada masa yang sama kita harus melakukan nahi munkar, yaitu mencegah jangan sampai perbuatan mungkar semakin marak. Setiap kita insya Allah dapat melakukannya semampu kita, tidak perlu menunggu menjadi ketua atau sekretaris untuk mempraktekkannya. Ketiga, Kita mesti menjadikan aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar itu berlandaskan keimanan kepada Allah.”
 
Di samping itu, beliau menjelaskan bahwa dalam berdakwah kita perlu strategi, media, dan ilmu. Maka organisasi adalah wadah untuk menyiapkan strategi, menambah ilmu, sekaligus menjadi salah satu media kita untuk berdakwah.
 
Kemudian Pak Sutrisno memberi dorongan kepada seluruh peserta pengajian agar aktif berdakwah, apapun profesinya. “Apapun profesi kita, jika kita iringi dengan aktifitas dakwah, akan menjadikan hidup kita lebih bernilai.” Ujar beliau menutup ceramahnya.
 
Pengajian dilanjutkan oleh narasumber kedua, Bapak Zulfan Haidar yang dijuluki ‘Kiyai Inspiratif’ oleh salah seorang pengurus PRIM Klang Lama.
 
Pak Zulfan mengawali dengan bercerita tentang sejarah ringkas kehidupan KH. Ahmad Dahlan. Menurutnya, Muhammadiyah jadi besar seperti sekarang ini tidak terlepas dari usaha yang dilakukan oleh Kiyai Dahlan sejak awal Abad 20. Usaha yang dimaksud di sini lebih kepada semangat beliau dalam mengajar dan berdakwah.
 
Pak Zulfan menilai, hampir semua lapisan pengurus Muhammadiyah hari ini, termasuk para anggotanya, telah kehilangan semangat ke”Ahmad Dahlan”an, yaitu semangat dakwah dan menuntut ilmu.
 
“Kita sekarang lebih suka rapat dan mengurus amal usaha, tapi kurang suka mengaji dan berdakwah. Mengaji mau, tapi memilih pengajian yang ringan-ringan, tidak mau mengaji secara serius dan intensif. Pengajian umum ramai yang datang, tapi pengajian yang membahas kitab tertentu misalnya, sepi peserta. Ini yang menyebabkan mayoritas anggota Muhammadiyah memiliki ilmu agama yang ‘tipis’ meski gerakan sosialnya ‘tebal’. Karena kita kurang berminat untuk meningkatkan level keilmuan kita.
 
Kita terlalu lelah mengurus organisasi dan amal usaha, sehingga kurang memiliki tenaga dan waktu untuk berdakwah. Dakwah seolah-olah hanya sebagai hiburan. Jangan-jangan, karena tiga unsur yang terdapat dalam firman Allah SWT Surat Ali Imran ayat 104 tidak kita praktekkan, yaitu mengajak kepada kebaikan, menggalakkan perkara yang baik, dan melarang perbuatan-perbuatan yang buruk, jangan-jangan predikat ‘muflihun’ (orang-orang yang beruntung) di ujung ayat itu tidak berhasil kita capai. Tidak heran kalau belakangan ini, para pengurus Muhammadiyah justru banyak yang merasa tertekan dalam berMuhammadiyah.”
 
Menurut Pak Zulfan, tugas utama kita di Muhammadiyah adalah berdakwah, kapan pun, di manapun, bagaimanapun, sebesar atau sekecil apapun.
 
“Kita awali dengan dakwah yang bersifat aplikatif, seperti dakwah dengan berdagang secara jujur, dakwah dengan menjadi pekerja yang amanah, dakwah sebagai guru yang berdedikasi, dakwah dalam bentuk sikap belas kasihan kepada anak buah, dan sebagainya. Semua itu adalah bentuk-bentuk dakwah. Karena dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah di atas podium.”
 
Di akhir uraiannya, Pak Zulfan menyampaikan harapan pada PRIM dan PRIA Klang Lama yang baru dilantik agar tidak tertular penyakit ‘lemah semangat dakwah’. “Ini yang perlu diingatkan kembali pada seluruh pengurus Muhammadiyah di seluruh dunia, terutama yang baru saja dilantik.” Tegasnya.
 
Beliau juga menyemangati seluruh unsur pimpinan yang ada di Malaysia, baik PCIM-PCIA maupun PRIM-PRIA, agar mengamalkan perintah Allah SWT: Fastabiqul Khairat! “Menurut Bapak Busyro Muqoddas, salah seorang Ketua PP Muhammadiyah, artinya bukan sekedar berlomba-lomba dalam kebaikan, tapi ‘Selalu terdepan dalam melakukan kebaikan!’”
 
Meski penyelenggaraan pelantikan PRIA dan pengajian perdana PRIM-PRIA Klang Lama ini dikemas secara sederhana, namun semangat warga Muhammadiyah yang hadir terasa sangat berkobar-kobar. Acara yang diadakan di kawasan Taman Pasir Permata, Jalan Klang Lama, Kuala Lumpur ini dihadiri oleh seratusan peserta, meliputi para pengurus PCIM dan PCIA, perwakilan seluruh PRIM dan PRIA, serta sebagian besar warga Muhammadiyah yang berdomisili di sekitar Klang Lama.
 
Terakhir, kami mengucapkan selamat kepada para pengurus Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) Klang Lama, semoga dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Nasrun minallaah wa fathun qariib. (MAI/Sltn)

Tags: PRIM, PRIA, Malaysia, Muhammadiyah, 'Aisyiyah, PCIM Malaysia, PCIA Malaysia, Warga Muhammadiyah Malaysia
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: PRIM, PRIA Klang Lama Malaysia



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website